belum ada judul

xxx

Kartono - Kartini 06.43


NOBLESSE OBLIGE


..........................Yu Painten ketiban klopo, cekap semanten atur kawulo.......itulah sepenggal kalimat lucu yang disampaikan diakhir pidato anak-anak dalam rangka uji praktik kompetensi bahasa Jawa yang diadakan oleh siswa-siswa SMP N 3 Pulung. Pada tahun ini uji kompetensi tersebut mengambil tema “ meneladani cita-cita RA. Kartini”



menekankan budaya adiluhung yang diwariskan dari pahlawan nasional perempuan RA Kartini, yang dalam bahasa filsafat dikenal dengan “NOBLESSE OBLIGE” yang dalam bahasa jawa bisa diungkapkan : “Sapa wonge sing kasinungan kaluwihan, embuh sing wujud brana, pangkat, kapinteran lan sapinunggalane duwe kewajiban moral mbage kaluwihan mau marang kang mbutuhake. Ungkapan mau jumbuh karo filsafat jawa : urip kuwi kudu gelem tetulung marang liyan kang mbutuhake” (mengakhiri pembicaraanya).


Bahasa adalah merupakan salah satu pondasi intelektual bagi citra seorang manusia. Dengan bahasa manusia bisa berkomunikasi, belajar, berfikir serta mengenal dunia luar bahkan bekerja. Dengan pemahaman bahasa yang baik dan benar (dalam hal ini bahasa jawa) seseorang dapat dinilai kepribadianya.


“Wong jawa ilang jawane, mulo soko iku kanggo memfilter budaya kang saiki lagi marak, koyo porno aksi, porno grafi lan porno busana, bocah–bocah perlu dikenalake maneh marang budaya jawa khususe babagan pakaian” (tanggapan bu Eny Widyastuti, saat ditanya kaitanya dengan tema pada tahun ini).

Sungguh ironis orang yang punya adat budaya luhur yang sama sekali tidak menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya, bahasa diantaranya, banyak kita jumpai dari orang yang semestinya tahu bahasa justru tidak mampu menempatkan pada siapa, kapan dan dimana kita bicara. “ Kemampuan wicara minangka salah sawijining tujuan pembelajaran basa nuduhake ‘tingkat intelektualita’ ne manungsa” (masih kata guru bahasa daerah ini dengan logat jawanya yang kental).

Lebih lanjut Ibu guru yang punya ide uji kompetensi bahasa daerah dengan mewajibkan anak-anak mengenakan busana adat jawa ini.

Anak-anak sendiri saat dimintai tanggapan mengenai hal ini rata-rata sangat senang khususnya anak perempuan. Menurut salah seorang siswa yang wanti-wanti agar dirahasiakan namanya, mengatakan: “acara-acara seperti ini sebenarnya sudah lama saya nantikan, berkaitan dengan acara ini paling tidak kami sebagai perempuan ya harus bisa menunjukkan pada kaum pria bawasanya seorang perempuan itu harus prigel masak, macak dan ........... serta hal emansipasi sesuai dengan yang dicita-citakan RA. Kartini”.(by shaggil)


Media.comp

Laboratorium komputer SMPN 3 Pulung



0 komentar: